Halak Batak (Orang Batak)

Menurut sejarah nama batak berasal dari orang Melayu; biasanya nama ini dipakai orang sebagai ejekan. Kata batak berarti suatu penamaan untuk kelompok suku tua, yang termasuk bangsa perbutu, peramu, mengenal pertanian, berkeliaran di dalam hutan-hutan lalu kemudian membuka ladang atau merampok petani melayu. Kemudian nama ini dipakai orang Batak sendiri, walau mereka tahu bahwa penamaan ini jelek dan dengan kebanggan sendiri "kami lain dari mereka dan biarlah mereka takut sama kami". Dalam kamus modern bahasa Indonesia kata membatak berarti
merampas atau hidup berpetualang atau hidup tidak bermalas-malas saja (Zain 1955).

Silsilah orang Batak dimulai dari Aji Tantan Dewata, yang memperanakkan Singaraja Batak, yang menurut legenda turun dari langit dan sampai di Gunung Pusuk Buhit. Salah satu anaknya yaitu Silo Nabolon melahirkan Siraja Batak yang menjadi leluhur orang Batak. Anak Siraja Batak adalah Lontung dan Isumbaon. Suku Batak terdiri dari beberapa sub etnis, yaitu Batak Toba, Simalungun,Kro, Pakpak, Mandailing, Angkola.

Banyak orang Batak berpendapat bahwa penamaan orang Batak kurang pas. Setidaknya dinamai Bangso Batak (Bangsa Batak), karena melihat kelengkapan budaya yang dimiliki orang Batak mulai dari bahasa, tulisan (aksara), pembagian waktu, penamaan hari, bulan dan penamaan mata angin, olos, tari serta perangkat alat musik untuk menari. Semua ini dimiliki oelh budaya orang Batak yang apabila dipelajari akan sangat menarik perhatian kita.

Menurut Basyral Hamidy Harahap dan Hotman Siahaan ada 9 (sembilan) nilai budaya utama orang Tapanuli, dalam hal ini Batak Toba dan Angkola-Mandailing yang menjadi dasar falsafah hidup mereka, yaitu:

1. Kekerabatan
2. Religi (Keagamaan)
3. Hagabeon (berkaitan dengan keturunan)
4. Uhum (Hukum)
5. Hamajuon (Kemajuan)
6. Hamoraon (Kekayaan)
7. Hasangapon
8. Konflik dan
9. Pengayoman

Masih banyak hal-hal yang perlu kita pelajari dalam budaya Batak ini supaya kita mengerti seluk beluk habatahon yang mengandung banyak nilai-nilai postif ebagai dasar kita untuk berperilaku. Maka silahkan tunggu tulisan saya berikutnya.

Sumber: Raja Na Pogos